Satgas Ingatkan Potensi Lonjakan Kasus Covid-19 Setelah Libur Lebaran

Pemerintah tidak melakukan pembatasan aktivitas pada libur Idul Fitri 2022. Oleh karenanya libur panjang dapat berpotensi meningkatkan kasus Covid 19. Pasalnya dengan pembatasan aktivitas pun, kasus Covid 19 melonjak setelah libur panjang.

Juru Bicara Satgas Penanganan Covid 19, Wiku Adisasmito mengatakan terdapat 3 lonjakan kasus yang pernah terjadi di Indonesia pasca libur panjang. Gelombang pertama terjadi pasca periode Natal 2020 dan Tahun Baru 2021. "Kasus positif melonjak hingga tiga kali lipat dan mencapai puncaknya hingga 14.500 kasus, serta terjadi lonjakan kasus kematian hingga berkisar 500 kasus, dalam sehari," katanya dalam konferensi pers virtual yang disiarkan Youtube Sekretariat Presiden, Selasa (19/4/2022).

Sementara itu gelombang ke 2 terjadi pasca periode Idul Fitri di bulan Mei 2021 dengan keberadaan Covid 19 varian Delta. Pada periode tersebut kasus positif melonjak sangat tajam hingga pada tanggal 15 Juli 2021 dengan kasus harian mencapai titik puncaknya hingga 57.000 dalam satu hari. "Hal ini juga diikuti dengan kenaikan angka kematian hingga mencapai lebih dari 2000 kasus dalam satu harinya, baik angka kasus positif dan kematian di masa gelombang kedua ini mencapai 4 kali lipat lebih tinggi dibanding puncak gelombang pertama," katanya.

Gelombang ke 3, kata Wik, terjadi pasca periode Natal dan tahun baru dimana terdapat Covid 19 varian Omicron. Penambahan kasus positif mencapai puncaknya pada tanggal 16 Februari 2022, yang melebihi rekor pada puncak gelombang 2 yaitu hingga 65000 kasus positif dalam satu hari. "Padahal sebelumnya selama 4 bulan berturut turut kasus tengah mengalami pelandaian hingga titik terendahnya," katanya.

Belajar dari pengalaman tersebut, Wiku meminta masyarakat untuk tetap hati hati dan waspada terhadap penularan Covid 19 di tengah libur Idul Fitri 2022. Jangan sampai libur panjang menyebabkan munculnya gelombang baru Covid 19 di Indonesia. "Jangan sampai kita merasa terlampau aman untuk melakukan hal hal yang beresiko menyebabkan lonjakan kasus," katanya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *