Arus lalu lintas di Jalan Raya Purwasari, Tamelang, Purwasari, Karawang, Jawa Barat mulai ramai sejak Kamis (5/5/2022) pagi. Jalan itu berjarak sekitar lima kilometer dari Gerbang Tol Cikampek Utama. Hari ini merupakan hari keempat Lebaran 2022 dan bersamaan dengan arus balik mudik tahun ini.
Kendaraan roda empat maupun roda dua ramai melintas sejak Rabu (4/5/2022) sore kemarin. Momentum arus balik Lebaran ini pun dimanfaatkan Oca dan Kartini mengais pundi pundi. Mereka membuat rest area dengan nama ‘Mas Dylands’ bagi pemudik dengan sepeda motor di Jalan Pantura.
Menggunakan sebuah mobil pikap, sepasang suami istri ini menggelar lapak dadakan di pinggir Jalan Raya Purwasari, Tamelang, Purwasari, Karawang, Jawa Barat. Jalan itu merupakan jalur yang saat ini biasa digunakan pemudik dengan kendaraan roda dua. Mereka mengaku senang momentum Lebaran 2022 ini ramai pemudik, setelah dua tahun absen berdagang karena pandemi Covid 19.
“Sekarang sudah ramai, senang banget, gembira bisa jualan lagi,” ujarnya menambahkan. Kampung Payuyon, Desa Dawuan Barat, Kecamatam Cikampek, Karawang, Jawa Barat ini bercerita, mereka sudah berjualan sejak Tol Cikopo Palimanan (Cipali) belum dibangun. Adapun Tol Cipali diresmikan hampir tujuh tahun silam atau tepatnya pada 13 Juni 2015.
Kartini bercerita, jauh sebelum tol terpanjang di Indonesia itu dibangun, masyarakat melakukan perjalanan mudik via Jalan Pantura. Pada saat itu pula, dia bisa meraup omzet hingga Rp5 juta per hari. Namun omzet penjualan Kartini menurun pada mudik Lebaran tahun ini.
Wanita berusia 29 tahun ini mengatakan omzetnya hanya mencapai Rp3,7 juta selama empat hari berdagang ketika arus mudik kemarin. “Kalau semalam pas arus balik itu baru dapat Rp800 ribu. Kalau lagi rame bisa dapat Rp1 juta semalam,” ucap ibu satu anak ini. Lebih lanjut Kartini menjelaskan dia dan keluarga telah mudik pada saat Hari Raya Idul Fitri kemarin. Dia dan suami pulang kampung ke wilayah Purwakarta, Jawa Barat.
Wanita berkerudung ini rela mempersingkat waktu bersama keluarganya demi memanfaatkan momen mudik Lebaran. “Soalnya sayang kenapa kalo enggak jualan, kan lagi rame, kalau Covid lagi kita enggak bisa jualan,” ujarnya. Sehari hari, Kartini dan suami mencari rizki dengan mengumpulkan limbah seperti besi tua, beling hingga plastik.
Dari sana, mereka bisa mendapatkan Rp2 juta per minggu. “Itu harga per satu truk engkol. Kadang muatan 10 ton, 8 ton satu mobil itu. Tapi pemasukan kita enggak nentu,” tuturnya. Kartini berharap momen Lebaran kali ini bisa mendatangkan rizki lebih kepadanya. Dia juga berharap pandemi Covid 19 segera hilang di Bumi Pertiwi.