Penjelasan Ahli soal Mayoritas Kasus Omicron di Indonesia Tak Bergejala

Sebagian besar kasus Covid 19 varian Omicron di Indonesia tak menunjukkan gejala alias OTG. Ketua Departemen Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi FKUI, Prasenohadi membeberkan, hal itu dikarenakan efektivitas vaksin Covid 19 yang bekerja baik dalam tubuh seseorang. Maka, seseorang yang sudah divaskin cenderung mampu bertahan dari varian Omicron ini.

Di satu sisi, mungkin juga vaksin tersebut membuat imunitas seseorang meningkat. "Itu yang menyebabkan orang yang sudah divaksin bisa tahan dari virus ini. Mungkin juga imun orang tersebut meningkat." "Memang ada beberapa kasus di luar negeri ada yang meninggal atau gejala berat."

"Tapi tidak sebanyak kasus seperti di Indonesia ketika varian Delta kemarin itu," kata Prasenohadi dalam tayangan YouTube BNPB, Kamis (30/12/2021). Meskipun begitu, ia mengingatkan, orang yang sudah divaksin bisa terinfeksi virus Covid 19 kembali, termasuk varian Omicron. Hal itu terjadi lantaran antibodi seseorang akan menurun seiring berjalannya waktu.

Prasenohadi menyebut, dalam varian Omicron, ada suatu masi di dalam virus tersebut yang menyebabkan seseorang bisa terinfeksi Covid 19 kembali. Untuk itu, menurut dia, salah satu jalan penting untuk menghadapi varian Omicron ini dengan pelaksanaan vaksinasi booster. Namun, orang yang divaksin booster juga tetap bisa terinfeksi Covid 19 kembali.

"Makanya kenapa booster menjadi hal yang penting menghadapi kasus Omicron. Sepertinya dua kali vaksinasi tidak cukup dalam menghadapi Omicron." "Pemberian booster menjadi sangat penting dalam mengatasi infeksi virus ini," kata dia. Selain itu, Prasenohadi juga menjelaskan gejala varian Omicron.

Dikatakannya, gejala gejala dari infeksi varian Omicron tidak jauh beda dengan varian Covid 19 pada umumnya. Ia mengimbau pada masyarakat yang mengalami gejala tersebut, bisa langsung mengunjungi fasilitas kesehatan terdekat. "Gejalanya tidak jauh dari gejala virus pada umunnya, batuk, sesak nafas, beberapa ada sakit kepala, nyeri otot," jelas dia.

Sebelumnya diberitakan , Juru Bicara Vaksinasi Covid 19 Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, Siti Nadia Tarmizi menyampaikan, kasus Omicron di Indonesia mayoritas sudah divaksin lengkap. Nadia memaparkan, dari 68 kasus Omicron yang terdeteksi di Indonesia hingga Rabu (29/12/2021), 51 orang diantaranya telah menerima vaksin Covid 19 dua dosis. Kemudian 6 orang tidak lengkap vaksinasi, 7 orang dari belum vaksinasi, serta empat orang belum diketahui statusnya.

"Kasus Omicron yang teridentifikasi merupakan dari pelaku perjalanan luar negeri dan mayoritas sudah divaksinasi lengkap," ujar Nadia dalam konferensi pers virtual, Rabu (29/12/2021). Kasus Omicron yang ditemukan tersebut, lebih banyak yang tidak bergejala, serta hanya sedikit bergejala ringan. “Ini konsisten dengan temuan di berbagai negara. Yang artinya bisa kitasampaikan bahwa vaksin yang diberikan, memberikan efek perlindungan untuk gejala sakit berat dan kematian,” tambahnya.

Saat ini puluhan pasien tersebut dirawat di RSPI Sulianti Saroso dan Wisma Atlet Jakarta. Dilaporkan, 68 kasus Omicron di Indonesia itu terdiri dari 67 kasus dari pelaku perjalanan dari luar negeri dan satu kasus transmisi lokal. Dengan rincian 61 WNI dan 7 WNA.

20 orang WNI datang dari Turki, 13 orang WNI dari Arab Saudi, 6 WNI dari UEA, 4 WNI dari Inggris dan 3 WNI dari Amerika Serikat. Serta 19 WNI dari negara lain, yakni Jepang, Kenya, Korea Selatan, Malawi, Malaysia, Mesir, Nigeria, Kongo, Spanyol, Ukraina, Irlandia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *